Bagi pasangan yang baru saja menikah, keuangan keluarga pasti menjadi suatu hal yang masih memusingkan. Jika sebelumnya kita dapat dengan mudah mengatur keuangan sendiri, maka setelah berkeluarga semuanya harus dikonsultasikan bersama.
Keuangan menjadi salah satu hal yang paling sensitif dan urgent, jika tidak dikomunikasikan dengan baik akan menyebabkan hal yang tentu saja tidak diinginkan. Bisa saja percekcokan, perkelahian, KDRT bahkan perceraian. Untuk itu, akan lebih bijak ketika kedua belah pihak dapat dengan terbuka merencanakan keuangan bersama.
Keuangan yang baik tentunya yang tidak “besar tiang daripada pasak”. Artinya masing-masing pasangan harus menyadari bahwa hidup yang tertib adalah yang terbaik. Bergaya hidup cukup nan mumpuni, tak serta-merta harus terlihat selalu mewah. Pasangan harus mempunyai itikad yang baik guna mengatur keuangan keluarga, terutama para wanita yang memang ditugasi sebagai ‘bos’ keuangan keluarga. Dengan komunikasi yang baik disertai perencanaan yang matang, niscaya keuangan keluarga tak akan berantakan.
Perencanaan Target
Bagi pasangan muda-mudi, perencanaan target yang matang sangat dianjurkan. Target bisa dibagi menjadi target jangka pendek, target menengah dan target jangka panjang guna mengatur keuangan keluarga yang lebih akurat. Target jangka pendek yang mungkin dimiliki keluarga baru di awal biasanya adalah mempersiapkan tabungan bersama, dana liburan berdua, ataupun membeli perabot unik yang identik. Tentu saja setiap orang mempunyai targetnya masing-masing, namun biasanya target jangka pendek ini yang menyangkut waktu satu atau dua tahun ke depan.
Kemudian pasangan juga memiliki target menengah, biasanya target menengah adalah yang berhubungan dengan jangka waktu 5-10 tahun mendatang. Tentu saja hunian, kendaraan atau investasi lain perlu dipikirkan dari sekarang. Target jangka panjang biasanya menyangkut ibadah haji, biaya pendidikan anak ataupun dana pensiun. Usahakan semua target harus tercapai. Artinya kini pasangan muda-mudi harus mulai belajar ‘prihatin’ dalam mengelola keuangan, karena ada banyak hal yang harus disisihkan guna mencapai target jangka pendek, jangka menengah ataupun jangka panjang. Keduanya harus saling mengerti dan mendukung target tersebut agar tidak ada kekecewaan jika penghasilan yang sebenarnya terlihat besar kemudian harus terpakai dalam jumlah yang kecil, karena memang sisanya harus disimpan guna realisasi target. Semuanya harus memahami mana kebutuhan yang harus dipenuhi dan mana keinginan yang harus dikesampingkan.
Pemasukan dan Pengeluaran
Setelah jelas mengenai pembagian target, maka yang lebih detil dalam mengatur keuangan keluarga sekarang adalah merinci pemasukan dan pengeluaran dalam keluarga. Hal ini sering kali dinilai sepele namun sangat penting untuk dilakukan. Ada pula yang menganggap merinci adalah hal yang rumit, membosankan, dan membuat hidup menjadi tak spontan. Tapi beginilah hal yang harus anda lakukan jika menginginkan keuangan keluarga yang stabil.
Dalam satu bulan, pastinya ada pemasukan yang hinggap di ‘dompet’ keluarga, hal tersebutlah yang harus anda kelola. Pemasukan bisa di dapat dari gaji bulanan, hasil pekerjaan sampingan ataupun hasil dari investasi. Jumlah semua pemasukan yang anda terima untuk keluarga. Setelah itu, prioritaskan dana simpanan untuk target jangka pendek, menengah dan jangka panjang yang telah anda susun sebelumnya. Kesemuanya itu mencakup dana pendidikan, kesehatan, dana hunian, ibadah, liburan, dan pensiun. Sisa dari uang itulah yang bisa anda gunakan selama sebulan kedepan. Itupun harus anda bagi-bagi lagi ke dalam pos pengeluaran rutin.
Pos yang dapat anda susun antara lain pos pengeluaran belanja bahan makanan, keperluan bersih diri, uang saku kita dan pasangan (ataupun uang saku anak bagi yang telah memiliki), uang pajak dan tagihan listrik, pulsa telepon dan pulsa internet, uang belanja baju (jika dimungkinkan) dan dana lain-lain juga bisa diatur dana darurat. Hati lega, keuangan keluargapun aman.