“I AM MAGNIFICENT, Bebaskan Kehebatan Dalam Dirimu”
Setiap orang dilahirkan dengan potensi untuk menjadi hebat. Potensi yang harus dipupuk setiap saat dengan pengalaman dan keberanian untuk mengambil keputusan yang tepat. Gunakan kebebasanmu untuk mengubah potensi ini menjadi kenyataan. Setiap orang bisa jadi hebat, termasuk kamu.
Inilah dua pemenang kontes menulis I Am MAGnificent, yang diadakan oleh asuransi MAG. Lebih dari 100 orang karyawan MAG dari seluruh Indonesia antusias mengikuti kontes menulis yang bertema “adventure” ini. Kedua pemenang inilah yang karya tulisnya paling seru dan menarik menurut juri. Untuk itu kami akan mewujudkan impian mereka menjelajahi tujuan yang paling mereka ingini di Indonesia. You are MAGnificent. Selamat menjelajah!
Memendam Rasa Pada Rp 5.000
By Desy Dimayanti, GHS Mungkin bagi sebagian orang lain, gambar pada mata uang rupiah hanya sebatas tampilan saja. Bagi saya, gambar menunjukkan identitas bangsa yang memiliki keanekaragaman alam dan budaya. Di antara semua mata uang Indonesia yang menampilkan keindahan khas berbagai daerah di Nusantara, saya jatuh hati kepada pecahan Rp 5.000. Saya bermimpi bisa mengunjungi Danau Kelimutu, semenjak melihatnya di uang pecahan Rp 5.000.
Tergambar kawah berwarna merah, biru muda dan putih; begitu eksotis, seakan mengajak saya menikmati keindahan secara langsung atas keajaiban yang diciptakan sang pencipta. Psst, dan tahu gak sih, Danau Kelimutu merupakan salah satu tempat yang wajib dikunjungi sebelum kita menutup mata, menurut versi para backpacker. Semakin bergejolak darah ini setiap membaca artikel tentang Danau Kelimutu yang dinobatkan sebagai destinasi wisata di Indonesia yang wajib dikunjungi.
Sekaligus merasa ironis sih, karena wisatawan asing saja sudah mengenal Danau Kelimutu yang terletak di desa Pemo Nusa Tengara Timur ini, sedangkan saya sebagai orang Indonesia masih memimpikan memandang keeksotisan danau ini dengan mata kepala sendiri. Dari berbagai artikel yang saya baca, untuk mencapai Danau Kelimutu, kita harus menempuh perjalanan sekitar 66 km dari kota Ende. Waktu yang terbaik untuk mengunjungi danau tiga warna ini adalah pagi hari.
Dan wow, warna air danau berubah-ubah seiring waktu! Untuk menantikan warna cantik dari danau Kelimutu, wisatawan disarankan bermalam di Moni, berjarak sekitar 52 km dari Ende. Desa Moni merupakan kota kecil yang berada di kaki Gunung Kelimutu. Walau agak jauh, perjalanan menuju Danau Kelimutu tidak akan bosan karena disuguhi dengan pemandangan yang menakjubkan dan memanjakan mata.
Selain keindahan alam yang membuat saya berdecak kagum, ada legenda turun temurun tentang warna–warni danau yang ternyata memiliki arti masing masing dan memiliki kekuatan alam yang sangat dasyat. Warna merah atau ‘tiwu ata poli’ diyakini menjadi tempat berkumpulnya arwah orang-orang yang semasa hidupnya sering melakukan perbuatan Jahat.
Warna biru atau ‘tiwu nuwa muri koo fai’ diyakini menjadi tempat berkumpulnya orang-orang meninggal di usia muda. Sedangkan warna putih atau ‘tiwu ata mbpu’ diyakini warga sebagai tempat berkumpulnya arwah-arwah leluhur mereka yang meninggal ketika mereka tua. Masyarakat setempat juga percaya bahwa Danau Kelimutu adalah danau keramat yang memberikan kesuburan pada daerah sekitarnya.
Maka tak jarang sering diadakan upacara adat di Danau Kelimutu, yang mana masyarakat memberikan persembahan hasil bumi kepada arwah di danau tersebut. Aduh, membaca dan menulis tentang Danau Kelimutu ini membuat saya semakin tergoda mengunjunginya secara langsung! Siapa yang menyangka bila pecahan uang Rp 5.000 ini menginspirasi saya untuk mensyukuri pesona alam Nusantara yang sangat indah.
Ternyata benar, perjalanan merupakan jendela untuk mensyukuri setiap langkah kehidupan. Saya tak akan berhenti bersyukur diberi kesempatan tinggal di negeri ini dan menjelajahi setiap keindahannya.
Lihat video perjalananku di :
Apakah Mimpi-mimpiku Seindah Derawan ?
By Made Utari Prabesti, MAG Bandung Mimpi itu RACUN. Aku memiliki banyak sekali impian yang ingin segera kuraih. Aku mencoba membaginya sedikit di kertas ini, mengikuti perkataan para penyair: write your dream then the universe will conspire with it. Aku akan memulai dari sebuah kata yang awalnya sedikit asing di telingaku; Derawan. Beberapa bulan yang lalu, kudengar cerita seorang sahabat yang melancong ke sana bahwa Derawan sangatlah indah.
Melihat videonya di internet saja sudah membuatku merasa terbawa suasana keindahannya. Maka kuputuskan Derawan menjadi salah satu impianku. Derawan merupakan kepulauan di Kalimantan Timur. Ada beberapa pulau yang bisa dikunjungi yaitu pulau Maratua, Derawan, Sangalaki, dan Kakaban. Mengetahui banyak tempat yang dapat dikunjungi itu membuatku yakin akan sangat banyak kegiatan yang dapat dilakukan di sana. Namun terkadang aku memiliki banyak rasa takut untuk mewujudkan itu semua.
Ibuku sering bilang kalau aku ini adalah anak yang penakut bahkan minim prestasi. Aku takut air, aku takut naik sepeda. Bahkan sebagai seorang gadis dari pulau Dewata, tak banyak tarian Bali yang aku kuasai. Teringat sewaktu kecil, aku tak mau les menari. Aku ketakutan latihan dengan guruku yang galak dan selalu membawa bambu ketika mengajariku. Namun dengan semua rasa takut yang tertanam sejak kecil, kini aku ingin berubah.
Aku ingin melawan rasa takutku dengan berenang bersama jelly fish di pulau Kakaban, pergi ke tengah laut untuk pertama kalinya melihat laguna yang indah, atau melihat lumba-lumba di laut lepas serta menikmati indahnya langit biru di pulau Derawan. Bila aku bisa pergi ke Derawan, aku yakin dan percaya diri kalau mimpi-mimpiku yang lain dapat terwujud dan berakhir indah.
Mimpi-mimpi akan membawaku lebih kuat melawan rasa takut. Aku yakin di balik rasa takut itu terdapat sebuah keindahan dan kenikmatan bila aku bisa melewatinya. Aku tak hanya bermimpi untuk ke sebuah pulau wisata, namun juga bermimpi meniti karir yang tinggi, sekolah ke luar negeri, membahagiakan orang tua, membeli rumah baru, membeli mobil baru… ah, semoga semua dapat terwujud.
Memang benar mimpi itu racun; racun yang siap mengubah pikiran, menggerakkan tangan dan kakiku untuk melompat lebih tinggi. Dan bila aku berkesempatan ke Derawan, aku akan bisa menjawab pertanyaanku sendiri; apakah mimpi- mimpiku memang seindah Derawan?
Lihat video perjalananku di :